Rabu, 29 Februari 2012

ENERGI BAYU...!!!!

Konten Dewasa +17 ke atas.....

Membuat Listrik dari Angin, Manfaatkan Potensi Alam yang Melimpah

Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia melimpah di alam.  Pembangkit listrik dari tenaga angin atau yang biasa dikenal sebagai PLTB (Pembagkit Listrik tenaga Bayu)  mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan. 

Secara sederhana sketsa kincir angin adalah sebagai berikut :

sketsa-kincir-angin.jpg
sumber : http://www.kincirangin.info/plta-gbr.php

Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin, namun sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh pemerintah. Sungguh ironis, disaat Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia mengenai pemanasan global di Nusa Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan membangun pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1 pemanasan global.

Syarat – syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik dapat dilihat pada tabel berikut :

tabel-angin.jpg



Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang paling berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy Association), sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts, menghasilkan lebih dari 1% dari total kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China merupakan negara terdepan dalam pemanfaatan energi angin. Diharapkan pada tahun 2010 total kapasitas pembangkit listrik tenaga angin secara glogal mencapai 170 GigaWatt.

grafik-prediksi.jpg

Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, total kapasitas terpasang dalam sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt. Di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW) sudah dibangun. Tahun 2007, tujuh unit dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masing-masing satu unit. Mengacu pada kebijakan energi nasional, maka pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun 2025.

Narasumber : Green & Clean Energy for Indonesia

Selasa, 28 Februari 2012

FATIMAH AZ ZAHRA INSPIRASI BAGI SETIAP WANITA...!!

Konten Dewasa +17 ke atas.....
Semoga anak saya meneladani beliau.....Amiiin 3x
Fatimah Az-Zahra, Inspirasi Setiap Wanita

Memaparkan perjalanan hidup Fatimah terasa sangat sulit bagi saya. Banyaknya keistimewaan dan sifat baik yang disandang Fatimah membuat saya dihinggapi rasa malu saat menuangkan tulisan ini. Kehidupan beliau banyak mengandung pelajaran berharga. Kehidupan putri Rasul ini, laksana permata indah yang memancarkan cahaya. Pada kesempatan ini, saya ingin mengajak Anda untuk melihat sekelumit dari kepribadian beliau yang agung, untuk dijadikan inspirasi, khususnya bagi kaum wanita.
Tak diragukan lagi, sebagian besar problem dan masalah yang dihadapi umat manusia adalah karena kelalaiannya akan hakikat wujud kemanusiaannya, sehingga dia terjebak dalam tipuan dunia. Sebaliknya, manusia bisa mendekatkan diri kepada Allah saat dia mengenal dirinya dan mengetahui tugas yang harus ia lakukan dan pertanggungjawabkan kepada Allah, Sang Pencipta alam kehidupan.
Fatimah Az-Zahra, adalah seorang figur yang unggul dalam keutamaan ini. Dalam doanya, beliau sering berucap, “Ya Allah, kecilkanlah jiwaku di mataku dan tampakkanlah keagungan-Mu kepadaku. Ya Allah, sibukkanlah aku dengan tugas yang aku pikul saat Engkau menciptakanku, dan jangan Engkau sibukkan aku dengan hal-hal yang lain.”
Keikhlasan dalam beramal adalah jembatan menuju keselamatan dan keberuntungan. Manusia yang memiliki jiwa keikhlasan akan terbebas dari seluruh belenggu hawa nafsu dan akan sampai ke tahap penghambaan murni. Keikhlasan akan memberikan keindahan, kebaikan, dan kejujuran kepada seseorang. Contoh terbaik dalam hal ini dapat ditemukan pada pribadi agung Fatimah Az-Zahra. Seseorang pernah bertanya kepada Imam Mahdi, “Siapakah di antara putri-putri Nabi yang lebih utama dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi?” Beliau menjawab, “Fatimah.” Dia bertanya lagi, “Bagaimana Anda menyebut Fatimah sebagai yang lebih utama padahal beliau hanya hidup singkat dan tidak lama bersama Nabi?” Beliau menjawab, “Allah memberikan keutamaan dan kemuliaan ini kepada Fatimah karena keikhlasan dan ketulusan hatinya.”
Sayyidah Fatimah dalam munajatnya sering mengungkapkan kata-kata demikian, “Ya Allah, berilah aku keikhlasan. Aku ingin tetap tunduk dan menghamba kepada-Mu di kala senang dan susah. Saat kemiskinan mengusikku atau kekayaan datang kepadaku, aku tetap berharap kepada-Mu. Hanya dari-Mu aku memohon kenikmatan tak berujung dan kelapangan pandangan yang tak berakhir dengan kegelapan. Ya Allah, hiasilah aku dengan iman dan masukkanlah aku ke dalam golongan mereka yang mendapatkan petunjuk.”
Kecintaan Fatimah kepada Allah disebut oleh Rasulullah sebagai buah dari keimanannya yang tulus. Beliau bersabda, “Keimanan kepada Allah telah merasuk ke qalbu Fatimah sedemikian dalam, sehingga membuatnya tenggelam dalam ibadah dan melupakan segalanya.” Manusia yang mengenal Tuhannya akan menghiasi perilaku dan tutur katanya dengan akhlak yang terpuji. Asma’, salah seorang wanita yang dekat dengan Fatimah mengatakan, “Aku tidak pernah melihat seorangpun wanita yang lebih santun dari Fatimah. Fatimah belajar kesantunan dari Dzat yang Maha Benar.
Hanya orang yang terdidik dengan tuntunan Ilahi-lah yang bisa memiliki perilaku dan kesantunan yang suci. Ketika Allah melalui firman-Nya memerintahkan umat untuk tidak memanggil Rasul dengan namanya, Fatimah lantas memanggil ayahnya dengan sebutan Rasulullah. Kepadanya Nabi bersabda, “Fatimah, ayat suci ini tidak mencakup dirimu.” Dalam kehidupan rumah tangganya, putri Nabi ini selalu menjaga etika dan akhlak. Kehidupan Ali dan Fatimah yang saling menjaga kesantunan ini layak menjadi teladan bagi semua.
Kasih sayang dan kelemah-lembutan Fatimah diakui oleh semua orang yang hidup satu zaman dengannya. Dalam sejarah disebutkan bahwa kaum fakir miskin dan mereka yang memiliki hajat akan datang ke rumah Fatimah ketika semua telah tertutup. Fatimah tidak pernah menolak permintaan mereka, padahal kehidupannya sendiri serba berkekurangan.
Poin penting lain yang dapat menjadi inspirasi dari kehidupan dan kepribadian penghulu wanita sejagat ini adalah sikap tanggap dan peduli yang ditunjukkan beliau terhadap masalah rumah tangga, pendidikan dan masalah sosial. Banyak yang berprasangka bahwa keimanan dan penghambaan yang tulus kepada Allah akan menghalangi orang untuk berkecimpung dalam urusan dunia. Kehidupan Fatimah Az-Zahra mengajarkan kepada semua orang akan hal yang berbeda dengan anggapan itu. Dunia di mata beliau adalah tempat kehidupan, meski demikian hal itu tidak berarti harus dikesampingkan. Beliau menegaskan bahwa dunia laksana anak tangga untuk menuju ke puncak kesempurnaan, dengan syarat hati tidak tertawan oleh tipuannya. Fatimah berkata, “Ya Allah, perbaikilah duniaku bergantungnya kehidupanku. Perbaikilah kondisi akhiratku, karena ke sanalah aku akan kembali. Panjangkanlah umurku selagi aku masih bisa berharap kebaikan dan berkah dari dunia ini..”
Detik-detik akhir kehidupannya telah tiba. Duka dan derita terasa amat berat untuk dipikul oleh putri tercinta Nabi ini. Meski demikian, dengan lemah lembut Fatimah bersimpuh di hadapan Sang Maha Pencipta mengadukan keadaannya. Asma berkata, “Saya menyaksikan saat itu Fatimah mengangkat tangannya dan berdoa, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan perantara kemuliaan Nabi dan kecintaannya kepadaku. Aku memohon kepada-Mu dengan nama Ali dan kesedihannya atas kepergianku. Aku memohon kepada-Mu dengan perantara Hasan dan Husein serta derita mereka yang aku rasakan. Aku memohon kepada-Mu atas nama putri-putriku dan kesedihan mereka. Aku memohon, kasihilah umat ayahku yang berdosa. Ampunilah dosa-dosa mereka. Masukkanlah mereka ke dalam surga-Mu. Sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pengasih dari semua pengasih.”
Sebelum ajal datang menjemputnya, Fatimah Az-Zahra menghadap kiblat setelah sebelumnya berwudhu. Beliau mengangkat tangan dan berdoa, “Ya Allah, jadikanlah kematian bagai kekasih yang aku nantikan. Ya Allah, curahkanlah rahmat dan inayah-Mu kepadaku. Tempatkanlah ruhku di tengah ruh orang-orang yang suci dan jasadku di sisi jasad-jasad mulia. Ya Allah, masukkanlah amalanku ke dalam amalan-amalan yang Engkau terima.”
Tanggal 3 Jumadil Akhir tahun 11 Hijriyyah, Fatimah Az-Zahra putri kesayangan Nabi menutup mata untuk selamanya. Beliau wafat meninggalkan pelajaran-pelajaran yang berharga bagi kemanusiaan. Kepada Fatimah, Rasul pernah bersabda, “Fatimah, Allah telah memilihmu dan menghiasimu dengan makrifat dan pengetahuan. Dia juga telah membersihkanmu dan memuliakanmu di atas wanita seluruh jagat.“  
Kecintaan Rasulullah kepada Fatimah Az-Zahra merupakan satu hal khusus yang layak untuk dipelajari dari kehidupan beliau. Disaat bangsa Arab menganggap anak perempuan sebagai pembawa sial dan kehinaan, Rasul memuliakan dan menghormati putrinya sedemikian besar. Selain itu, Rasulullah biasa memuji seseorang yang memiliki keutamaan. Dengan kata lain, pujian Rasul kepada Fatimah adalah karena beliau menyaksikan kemuliaan pada diri putrinya itu. Nabi tahu akan apa yang bakal terjadi sepeninggalnya kelak.
Karena itu, sejak dini beliau telah mengenalkan kemuliaan dan keagungan Fatimah kepada umatnya, supaya kelak mereka tidak bisa beralasan tidak mengenal keutamaan penghulu wanita sejagat itu. Fatimah adalah contoh nyata dari sebuah inspirasi bagi kaum wanita. Dengan mengikuti dan meneladaninya, kesuksesan dan kebahagiaan hakiki yang menghantarkan kepada keteladanan akan bisa digapai. Fatimah adalah wanita yang banyak menimba ilmu, makrifat dan hikmah hakiki. 
Di penghujung tulisan ini, saya ingin tegaskan bahwa saya kehabisan kata-kata untuk menuliskan kehidupan putri Rasulullah ini. Dan tidak akan ada seorang pun yang sanggup menulisnya. Mudah-mudahan apa yang disediakan Allah baginya cukup untuk mewakili semua itu. Dialah wanita terbaik di zamannya dan putri dari wanita terbaik (Khadijah ra.) dan laki-laki terbaik (Muhammad Rasulullah). Dia juga pemimpin para wanita surga. Allah ridha terhadap Fatimah dan menempatkannya di surga Firdaus.


Oleh: Sri Efriyanti Az-Zahra, Medan

Senin, 27 Februari 2012

VEKTOR

Konten Dewasa +17 ke atas.....

PENJUMLAHAN VEKTOR

OLEH SiGiT NurRokhman
Halo… para Peselancar Fisika yang luar biasa…
Gimana khabarnya hari ini?…  semoga Anda hari ini luar biasa dan selalu semangat belajar Fisika SMA di www.fisika-sma.us ….OK ! 
Mohon maaf sebelumnya, kalo postingannya agak terlalu lama di-up load, maklum yaa… he.. he.. :lol:  Ok dech… Kali ini kita akan membahas tentang Penjumlahan Vektor, yang merupakan bahasan lanjutan dari Pengukuran Besaran Fisika.
speedometer
speedometer
Sebelum membahasnya, pastinya Anda sudah tahu dong yang namanya “speedometer”, yaitu alat ukur untuk mengetahui kelajuan. Ketika Anda menaiki sebuah kendaraan, misalnya mobil dan Anda duduk di sampingdriver, pada umumnya, setiap mobil dipasangispeedometerSpeedometer ini mudah terlihat, karena memang harus diletakkan di depan driver pada ruang kabin mobil. Saat mobilnya bergerak, jarum penunjuk pada skala speedometer (non digital) akan ikut bergerak atau bergeser, yang berarti menunjukkan seberapa cepat atau lambatnya mobil itu bergerak. Yang menjadi pertanyaan kita adalah mengapa speedometer digunakan sebagai alat ukur kelajuan bukan kecepatan? Emang… apa bedanya antara kelajuan dan kecepatan?
Berdasarkan besar dan arahnya, besaran fisika dikelompokkan menjadi dua yaitu besaran vektordan besaran skalar. Besaran yang mempunyai besar dan arah disebut besaran vektor atau sering disebut vektor. Sedangkan, besaran yang hanya mempunyai besar saja dan tidak memiliki arah disebut besaran skalarKelajuan merupakan besaran skalar dan kecepatan merupakan besaran vektor. Angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada skala speedometer menyatakan besar cepat atau lambatnya pergerakan mobil tanpa disertai arahnya, oleh sebab itu speedometer digunakan sebagai alat ukur kelajuan bukan kecepatan. Jika yang dimaksudkan adalah kecepatan, maka harus disertai dengan arahnya, walaupun besarnya sama. Misal, mobil itu bergerak dengankecepatan 80 km/jam ke arah Barat. Dengan demikian akan nampak jelas perbedaan antarabesaran vektor dengan skalar.
Bagaimana kawan… sejauh ini mudahkan Anda memahaminya?
Yuk kita lanjut pembahasannya…
vektor resultan
vektor resultan
Dalam kehidupan sehari-hari, sesungguhnya banyak peristiwa yang berkaitan dengan besaran vektor. Ketika Anda naik sebuah perahu di suatu sungai yang airnya mengalir, Anda menginginkan arah perahu tegak lurus terhadap arus sungai. Arah gerak perahu tidak akan pernah lurus tiba di seberang, melainkan akan bergeser searah gerak aliran air. Itu artinya, terdapat dua vektor yang arahnya saling tegak lurus satu sama lain yaitu, arah perahu dan arah aliran sungai. Akibatnya, arah perahu akan bergeser searah gerak aliran sungai atau disebut sebagai vektor resultan perahu.
Vektor resultan disini adalah penjumlahan vektor, karena untuk menentukan posisi akhir beberapa vektor diperoleh dengan cara menjumlahkan vektor, baik perpindahannya maupun kecepatannya. Penjumlahan vektor tidak sama dengan penjumlahan skalar disebabkan vektor memiliki besar dan arah. So… vektor yang diperoleh dari hasil penjumlahan beberapa vektor disebut vektor resultan.

PENGUKURAN

Konten Dewasa +17 ke atas.....

PENGUKURAN BESARAN FISIKA

OLEH sIGIt NurRokhman

HAI SEMUANYA… PARA PESELANCAR FISIKA… APA KABAR?…

Semoga Anda sehat selalu ya…  dan tetap semangat belajar Fisika SMA di www.fisika-sma.us….OK !
Senang deh rasanya saya bisa menemani anda dan bisa menjadi sahabat anda di saat anda sedang belajar Fisika SMA. Perlu diingat ya… materi Fisika SMA merupakan lanjutan dari materiFisika SLTP, dengan tingkat pemahaman yang lebih tinggi dari sebelumnya. Tetapi anda jangan terlalu khawatir… biasa aja legee… Yang penting khan anda ada kemauan untuk belajar dan siap untuk belajar Fisika SMA ya toh?… disamping itu, khan sebelumnya sudah saya berikan pengantar pembelajaran Fisika SMA-nya, seperti: FisikaFisika dan SainsFisika dan Matematika, dan juga Tips Belajar FisikaBagaimana? … are you ready?…
O iya… untuk Anda yang memang benar-benar baru belajar Fisika SMA di kelas X, berdasarkanKTSP-nya, materi pembelajaran Fisika SMA yang pertama kali adalah Pengukuran. Dan sebelum kita membahasnya lebih lanjut, ada tiga pertanyaan pendahuluan yang berhubungan denganPengukuran Besaran Fisika, yaitu:
  1. Tahukah Anda, apa itu mengukur ?…
  2. Besaran apa saja yang bisa diukur dan apa nama alat pengukurannya?…
  3. Informasi apa saja yang didapat dari hasil pengukuran?…
Nah.. supaya Anda bisa menjawabnya, coba dech anda perhatikan dan amati gambar kegiatanpengukuran besaran fisika di bawah ini !
1. Pengukuran panjang dengan menggunakan mistar/penggaris

mistar dan penggunaannya
mistar dan penggunaannya
2. Pengukuran panjang dengan menggunakan jangka sorong
Jangka sorong dan penggunaannya
Jangka sorong dan penggunaannya
3. Pengukuran panjang dengan menggunakan mikrometerskrup
mikrometerskrup dan penggunaannya
mikrometerskrup dan penggunaannya
4. Pengukuran massa dengan menggunakan neraca/timbangan

neraca dan penggunaannya
NERACA DAN PENGGUNAANNYA
5. PENGUKURAN WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN STOPWATCH

stopwatch dan penggunaannya
STOPWATCH DAN PENGGUNAANNYA
6. PENGUKURAN SUHU/TEMPERATUR DENGAN MENGGUNAKAN THERMOMETER

thermometer dan penggunaannya
THERMOMETER DAN PENGGUNAANNYA
7. PENGUKURAN ARUS LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN AMPEREMETER
amperemeter dan penggunaannya
AMPEREMETER DAN PENGGUNAANNYA
COBA ANDA AMATI LAGI GAMBARNYA SAMPAI ANDA BENAR-BENAR MENGERTI DAN MEMAHAMI MAKSUDNYA. SAYA PERCAYA BAHWA SEBAGIAN BESAR ALAT UKUR DI ATAS SUDAH TIDAK ASING LAGI BUAT ANDA, KARENA MEMANG ALATNYA ADA DI SEKOLAH, YANG KEMUNGKINANNYA ANDA TELAH MELIHAT WUJUDNYA DAN BAHKAN ANDA TELAH MENCOBANYA PADA KEGIATAN PRAKTIKUM FISIKA. SEMOGA YA…
GAMBAR-GAMBAR DI ATAS DAPAT MENJADI PETUNJUK BAGI ANDA UNTUK BISA MENJAWAB  SEMUA PERTANYAAN PENDAHULUAN SECARA UTUH. BAHKAN ANDA DAPAT MENGEMBANGKAN JAWABANNYA SEPERTI BERIKUT INI.
MENGUKUR ADALAH MEMBANDINGKAN SESUATU YANG DAPAT DIUKUR DENGAN SESUATU YANG DIJADIKAN SEBAGAI ACUAN. SESUATU YANG DAPAT DIUKUR,KEMUDIAN HASILNYA DINYATAKAN DENGAN ANGKA-ANGKA, DINAMAKAN BESARAN. BESARAN FISIKA DIKELOMPOKKAN MENJADI BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNANBESARAN POKOKADALAH BESARAN YANG SUDAH DITETAPKAN TERLEBIH DAHULU DAN MERUPAKAN BESARAN DASAR. SEDANGKAN BESARAN TURUNAN ADALAH BESARAN YANG DITURUNKAN DARI BESARAN POKOK. PANJANGMASSAWAKTUSUHU DAN ARUS LISTRIK MERUPAKAN CONTOH BESARAN POKOKLUASVOLUMEMASSA JENISKECEPATAN DAN GAYA MERUPAKAN CONTOH DARIBESARAN TURUNAN. DALAM SISTEM INTERNASIONAL (SI) TERDAPAT TUJUH BESARAN POKOK YANG MEMPUNYAI SATUAN DAN DUA BESARAN POKOK YANG TIDAK MEMPUNYAI SATUAN. SEDANGKAN UNTUK MENGUKUR SUATU BESARAN FISIKA BIASANYA MENGGUNAKAN ALAT UKUR SEBAGAIMANA YANG TELAH DIPERLIHATKAN PADA GAMBAR BERBAGAI PENGUKURAN BESARAN FISIKA DI ATAS.
BERIKUT INI ADALAH TABEL BESARAN POKOK FISIKA

Tabel Besaran Pokok
TABEL BESARAN POKOK
SAAT MELAKUKAN PENGUKURAN, INFORMASI YANG KITA PEROLEH DARI HASIL PENGUKURAN DAPAT BERUPA ANGKA-ANGKA YANG DISEBUT DENGAN ANGKA PENTING. ANGKA PENTING SENDIRI TERDIRI DARI ANGKA PASTI DAN ANGKA TANGSIRAN. DISAMPING ANGKA-ANGKA, DIGUNAKAN JUGA SATUAN PENGUKURAN BESARAN FISIKA YANG SESUAI DENGAN SISTEM INTERNASIONAL (SI) SEBAGAIMANA TABEL DI ATAS. DENGAN DEMIKIAN, KEGIATAN PENGUKURAN MENJADI BAGIAN DARI KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA. OLEH KARENANYA, SAAT ANDA AKAN MELAKUKAN PENGUKURAN BESARAN FISIKA, LAKUKANLAH SECARA BENAR DENGAN MENGIKUTI ATURAN-ATURAN SISTEM INTERNASIONAL YANG TELAH DISEPAKATI BERSAMA.

Kamis, 23 Februari 2012

Ufa Hibbatillah: Orang Jawa di Suriname

Ufa Hibbatillah: Orang Jawa di Suriname

Konten Dewasa +17 ke atas.....

Orang Jawa di Suriname

Konten Dewasa +17 ke atas.....


foto dari wikipedia
Ada kisah menarik mengenai agama dan tradisi yang bisa kita pelajari di Suriname (Amerika Selatan). Negara bekas jajahan Belanda ini pada abad 19 dan 20 pernah mendatangkan kuli kontrak dari berbagai negara diantaranya dari Jawa, India, Cina dan Timur Tengah.
Kurang lebih 33,000 orang Jawa Tengah dan Timur diangkut ke Suriname pada tahun 1890 - 1939 dengan janji manis bahwa mereka bisa menjadi kaya sepulangnya dari sana, padahal kenyataannya mereka menjadi kuli kontrak selama lima tahun di perkebunan tebu dan coklat. Setelah selesai masa kontrak orang-orang Jawa ini terlalu malu dan miskin untuk pulang dan akhirnya menetap disana dan saling menikah.
Dalam masa-masa sulit kesatuan dan kekerabatan orang Jawa dipertahankan melalui tradisi. Selamatan dan upacara tradisi seperti sunatan, mitoni, pernikahan, hari-hari peringatan kematian terus dilakukan. Peringatan kematian masih terus dilakukan hingga satu, dua tahun dan satu windunya.
Upacara bersih desa yang dipersembahkan untuk Dewi Sri diselenggarakan selama musim panen padi. Dalam upacara ini dilakukan pagelaran wayang kulit. Wayang kulit dan gamelan yang digunakan diturunkan dari generasi ke generasi, dan sudah tidak ada orang yang bisa membuatnya lagi.
Sekarang orang keturunan Jawa (70,000 jiwa) di Suriname menjadi etnis keempat terbesar setelah Creole (campuran belanda dan afrika), hindustan (India) dan marun (afrika). Suriname sendiri merupakan negara dengan keberagaman yang tertinggi di dunia. Etnis yang ada di negara itu meliputi Creole, India, Jawa, Marun (Afrika), Cina, Indian amerika, Lebanon, dan Brazil. Agama yang tercatat meliputi kristen, hindu, islam, winti, dan berbagai keyakinan asli yang belum diberi nama. Negeri ini juga adalah contoh negara yang sangat toleran terhadap perbedaan.

Mesjid Jawa di Suriname. Foto oleh Arnoud Ross.
Keyakinan Islam orang Jawa di Suriname tidak sama dengan yang dipraktekan orang islam di Jawa sekarang. Islam ini lebih bercampur dengan Kejawen. Ketika orang Jawa ini tiba di Suriname mereka membuat mesjid menghadap ke barat, sesuai dengan yang biasa dilakukan ketika di Jawa. Ketika orang islam reformis tiba di sana, mereka membuat mesjid menghadap ke timur, yang lebih tepat karena menghadap ke Mekkah. Sehingga muslim disana terbagi menjadi aliran barat (Jawa) / wong madep ngulon dan aliran timur (India dan orang jawa reformis). Kaum reformis ini juga menentang Selametan dan Tayub.
Barangkali bisa dibuat kesimpulan bahwa agama islam dan tradisi di pulau Jawa pada abad ke 19 adalah kurang lebih sama seperti yang masih dipraktekkan orang jawa di Suriname. Hilang kontak dengan pulau Jawa menjadikan pengetahuan dan tradisi yang dipraktekkan tidak berkembang secara sama dan sebangun dengan yang ada di Jawa, menjadikan mereka contoh hidup kebudayaaan Jawa abad 19, kurang lebihnya.
Sayang sekali dimasa sekarang para generasi muda Jawa di Suriname sudah mulai meninggalkan tradisi Jawa ini, lebih memilih tradisi praktis modern. Sudah jarang yang bisa berbahasa Jawa.


Mesjid Ahmadiyah Keizerstraat ini berbagi tempat parkir dengan Neveh Shalom Sinagog, Paramaribo. Sumber H. van de Moosdijk.
sumber:
inside indonesia
wikipedia
agama kejawen
mari mengenal suriname
javanen in diaspora
kehidupan orang jawa di suriname

Minggu, 12 Februari 2012

PROPOSAL PTK USD RAYON 38

Konten Dewasa +17 ke atas.....

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LISTRIK STATIS PADA SISWA KELAS 9 MTs PADURESO KABUPATEN KEBUMEN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN











OLEH :
SIGIT NURROKHMAN, S.Pd.
NO. PESERTA : 11-0305-097-2-0055











PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 38
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
2011

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1
Judul Penelitian
“Peningkatan Pemahaman Konsep Listrik Statis Pada Siswa Kelas 9 MTs Padureso Kabupaten Kebumen Menggunakan Metode Eksperimen”.
2
Pelaksanaan Kegiatan
Peneliti:
a.     Nama lengkap                     : Sigit Nurrokhman, S.Pd.
b.     Tempat dan Tanggal Lahir : Kebumen, 11 Mei 1981
c.     Jenis Kelamin                     : Laki-laki
d.     Pangkat/Gol/NIP                : -
e.     Jabatan Fungsional             : -
f.      Jabatan Struktural               : -
g.     Pendidikan Tertinggi          : Sarjana
h.     Bidang Keahlian                 : Pendidikan Fisika
i.       Alamat Madrasah               : MTs Padureso, Jl. Central PLTA Wadaslintang Padureso Kebumen Jawa Tengah 54394
j.       Alamat Rumah                    : Jebor Kulon RT 01/02 Ds.Kutowinangun Kec. Kutowinangun Kab. Kebumen Jawa Tengah 54393               
3
Lama Kegiatan             
4 bulan
4
Jumlah Anggaran yang Diajukan
Rp. 3.322.000,-

                                                                           Kebumen, 12 Oktober 2001

Mengetahui                                                                       Hormat Kami
                                                                                         
Kepala Madrasah,                                                             Peneliti,




Hamid, S.Ag.                                                                    Sigit Nurrokhman, S.Pd.









A.   Judul Penelitian

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LISTRIK STATIS PADA SISWA KELAS 9 MTs PADURESO KABUPATEN KEBUMEN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN


B.   Mata Pelajaran dan Bidang Kajian

Mata Pelajaran : IPA Fisika
Bidang Kajian  : Pemahaman Konsep Listrik Statis menggunakan Metode Eksperimen


C.  Pendahuluan

Dalam situs Jejaring sosial Facebook pada Alumni Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo ada teman membuat status,  “kata muridku guru fisika orangnya bikin tegang suasana kelas klu ngajar....”( http://www.facebook.com/groups/aansugiyanto/  Oktober 11  2011).  Pembelajaran ilmu Fisika pada siswa MTs memberikan suatu tantangan yang besar bagi para pengajarnya. Hal itu disebabkan oleh sebagian besar materi ilmu Fisika terdiri dari konsep-konsep yang abstrak yang harus diajarkan dalam waktu yang relatif singkat. Keterbatasan waktu juga menyebabkan pembelajaran beberapa konsep ilmu fisika mengacu pada transfer pengetahuan untuk mengejar target kurikulum. Selain itu sebagian besar guru pada prakteknya masih mengajar menggunakan metode ceramah. Transfer pengetahuan seperti ini tidak dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis dan menerapkan kecakapan hidup, siswa menjadi pasif, tidak termotivasi, dapat menimbulkan rasa membosankan dan menakutkan bagi siswa karena banyak rumus fisika dan konsep-konsep abstrak yang harus dihafalkan. Jika hal ini berlangsung terus menerus, tentu akan menurunkan kualitas proses dan hasil belajar fisika.
Hakekat IPA pada dasarnya menyangkut hasil dan proses (Rustaman, 1995). Kegiatan praktikum menurut Trowbridge &Bybee (1990 : 230-240) merupakan kegiatan yang berperan dalam mengembangkan ketrampilan proses siswa. Dengan demikian, kurang pelaksanaan praktikum di sekolah menyebabkan siswa kurang bisa menangkap materi abstrak.
Dengan melihat kenyataan yang demikian maka guru berusaha untuk menerapkan efektifitas praktikum pada siswa untuk saling mengamati  pada proses pembelajaran fisika. Metode tersebut dipilih karena dapat meningkatkat kualitas proses dan hasil pembelajaran. Peningkatan kualitas proses dapat diamati dari meningkatnya partisipasi dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran; sedangkan kualitas hasil belajar dapat diketahui dari adanya peningkatan rerata hasil belajar.
Berdasarkan beberapa kesulitan siswa memahami materi dan menerapkan konsep Fisika pada materi listrik statis, maka metode eksperimen diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Oleh sebab itu, peneliti melakukan penelitian tentang :
“Peningkatan Pemahaman Konsep Listrik Statis Pada Siswa Kelas 9 MTs Padureso Kabupaten Kebumen Menggunakan Metode Eksperimen”.                      Top of Form
Bottom of Form

D.  Rumusan Masalah dan Pemecahannya

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian tindakan kelas ini hendak memecahkan masalah :
a.      Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan kualitas proses belajar Fisika (diamati dari keaktifan siswa, motivasi siswa) materi listrik statis pada siswa kelas 9 semester 2  MTs Padureso ?
b.     Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar Fisika  materi statis pada siswa kelas 9 semester 2  MTs Padureso ?


E.   Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar Fisika pada siswa kelas 9 semester 2 MTs Padureso.
   Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
a.        Meningkatkan kualitas proses belajar Fisika materi listrik statis pada siswa kelas 9
         semester 2 MTs Padureso melalui penerapan metode eksperimen
b.       Meningkatkan kualitas hasil belajar Fisika materi listrik statis pada siswa kelas 9 semester 2 MTs Padureso melalui penerapan metode eksperimen




F.   Manfaat Hasil Penelitian

a.     Bagi siswa :
v dapat meningkatkan kualitas proses belajar Fisika pada materi listrik statis
v dapat meningkatkan hasil belajar Fisika pada materi listrik statis
v dapat meningkatkan ketrampilan / psikomotor

b.     Bagi guru:
v Dapat digunakan untuk menambah wawasan dalam usaha peningkatan proses kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan tuntas dan baik
v Dapat meningkatkan kreatifitasnya dengan menerapkan metode eksperimen
v Menumbuhkan budaya meneliti pada guru


G.     Kajian Pustaka
Proses Pembelajaran Fisika
           Proses adalah tahapan-tahapan yang dilalui dan dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah dalam rangka menemukan suatu kebenaran.

            Proses pembelajaran Fisika yang dilakukan oleh para guru pada umumnya dan guru Fisika di MTs Padureso khususnya masih didominasi oleh kegiatan ceramah yang dilanjutkan dengan latihan soal-soal. Metode pembelajaran seperti itu memberi kecenderungan siswa untukmenghafal tentang konsep Fisika tetapi belum tentu memahami dengan baik, menjadikan siswa pasif dan hasil belajar fisikanya pun rendah. Pada pembelajaran di dalam kehidupan kita sehari-hari kata listrik
bukan merupakan hal yang asing lagi. Banyak peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik, misalnya setrika, radio, televisi, lemari es, kipas angin, mesin jahit listrik, magic jar, dan mesin cuci.  Hal ini menunjukkan bahwa di dalam kehidupan kita energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mempelajari listrik.
Dalam ilmu fisika, listrik dibedakan menjadi dua macam, yaitu listrik statis dan listrik dinamis. Listrik statis mempelajari sifat kelistrikan suatu benda tanpa memperhatikan gerakan atau aliran muatan listrik. Dalam ilmu fisika disebut elektrostatika. Sebaliknya, jika memperhatikan adanya muatan listrik yang bergerak atau mengalir, maka disebut listrik dinamis atau elektrodinamika. Thales dari Milete (540 - 546 SM) adalah ahli pikir Yunani purba, yang menurut sejarahnya bahwa gejala listrik statis terjadi pada batu ambar yang digosok dengan bulu. Ternyata batu ambar tersebut dapat menarik benda-benda ringan yang lain misalnya bulu ayam. Dalam bahasa Yunani batu ambar sering disebut elektron. Benda atau materi pada umumnya mempunyai jumlah proton sama dengan jumlah elektron benda disebut dalam keadaan netral. Jika keseimbangan antara jumlah proton dan jumlah elektron terusik yaitu   adanya   pengurangan   atau penambahan muatan elektron, maka benda tersebut dikatakan bermuatan listrik. Benda akan bermuatan listrik positif bila kekurangan elektron dan benda bermuatan negatif apabila kelebihan elektron.
             Cara tradisional untuk memperoleh benda bermuatan listrik bisa dilakukan dengan gosokan. Jika dua benda saling digosokkan, maka elektron dari benda yang satu akan pindah ke benda yang lain, sehingga benda yang kehilangan elektron akan bermuatan positif dan benda yang menerima pindahan elektron akan bermuatan negatif. Menurut Benjamin Franklin (1706-1790), adanya perpindahan muatan dari benda satu ke benda yang lain merupakan implikasi dari hukum kekekalan muatan, artinya pada saat terjadi gosokan antara dua benda, tidak menciptakan muatan listrik baru namun prosesnya merupakan perpindahan muatan dari satu benda ke benda yang lain.
Sebenarnya untuk perpindahan elektron antara dua benda keduanya tidak perlu digosok-gosokkan, cukup dikontakkan atau ditempelkan saja, tetapi dengan saling digosokkan, maka perpindahan elektron akan lebih mudah. Mengapa?
Jika ingin memperoleh logam bermuatan dengan cara gosokan, maka logam itu harus diisolasi dari tanah agar muatannya tidak dinetralkan, karena adanya aliran elektron ke tanah bila bendanya bermuatan negatif, atau sebaliknya elektron dari tanah bila benda tersebut bermuatan positif. Atau jika pemegang tidak pakai sepatu yang bersifat isolator maka muatan listrik bisa mengalir melalui tangan, badan, dan kaki si pembuat eksperimen. Seorang ahli telah menyusun deret benda-benda, lihat Tabel Deret benda tersebut menunjukkan bahwa benda akan memperoleh muatan negatif bila digosok dengan sembarang benda di atasnya, dan akan memperoleh muatan positif bila digosok dengan benda di bawahnya. Deret semacam ini dinamakan deret tribolistrik.
                                            Tabel 1.1 Deret Tribolistrik
No.    Nama Benda         No.      Nama Benda
1.     Bulu kelinci               8.      Kayu
2.     Gelas                        9.      Batu Ambar
3.     Mika                       10.       Damar
4.     Wol                        11.       Logam (Cu, Ni, Ag)
5.     Bulu kucing             12.       Belerang
6.     Sutra                     13.       Logam (Pt, Au)
7.     Kapas                     14.       Seluloid

 . Listrik statis pada penggaris misalnya, siswa dapat menghafal listrik statik yang dibentuk oleh rambut dengan penggaris, tetapi belum tentu dapat menjelaskan bagaimana proses pembentukan listrik statik dari penggaris dengan rambut juga kenapa kertas dapat bergerak-gerak kalau didekati penggaris .
           Menurut Tobin etal (dalam Dasna dan Fatchan, 2008), berdasarkan pandangan konstruktivistik dinyatakan bahwa pengetahuan atau pengertian yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari konsep konstruktif (aktif) yang berlangsung terus menerus dengan cara mengatur, menyusun dan menata ulang pengalaman yang dikaitkan dengan struktur koqnitif yang dimiliki.
           Dari pandangan tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran dalam kelas hendaknya berorientasi pada siswa karena merekalah yang menyusun konsep-konsep yang ditemukan. Guru sebagai fasilitator dapat membantu siswa mempermudah pemahaman dan memberikan arahan agar tidak terjadi kesalahan konsep.
           Pada penelitian ini, pemecahan masalah rendahnya kualitas proses dan hasil belajar Fisika di MTs Padureso menggunakan metode eksperimen.

Pendekatan Pembelajaran Sains
           Ada beberapa pendekatan dalam pembelajaran sains, a.l : pendekatan faktual, konseptual dan pendekatan proses. Pendekatan faktual, dan konseptual masih mengutamakan produk sains, sedangkan pendekatan proses menekankan bagaimana siswa terlatih melakukan sains untuk memperoleh produk sains. Dengan demikian pendekatan proses memacu adanya sikap kreatif, berpikir kritis, logis, sistematis dan bersikap terbuka dalam diri siswa.
           Salah satu metode yang menerapkan pendekatan proses adalah metode eksperimen. Metode ini sangat efektif untuk menumbuhkan motivasi siswa, bila siswa turut aktif bereksperimen, maka ia akan memperoleh pengalaman-pengalaman praktik untuk mengembangkan kecakapan ketrampilannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil belajar Fisika
           Hasil belajar adalah nilai (perubahan) yang dicapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar Fisika. Hasil belajar merupakan indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa, juga sebagai indikator terhadap daya serap siswa.
           Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, diharapkan melalui metode eksperimen dapat meningkatkan kualitas peroses dan hasil belajar Fisika materi listrik statis pada siswa kelas 9 semester 2 MTs Padureso.

H.  Prosedur Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 9 MTs Padureso pada tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas yang ingin mengungkap seberapa efektifitas praktikum mata fisika dengan cara saling mengamati pada siswa kelas 9. Penelitian ini dilakukan dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tatap muka (pertemuan).
Prosedur pelaksanaan penelitian dapat digambarkan secara skema sebagai berikut :
Gambar 2.1
S kema Prosedur Penelitian
 Tahap Orientasi :
     a. Menentukan / Identifikasi Permasalahan dan Fokus Permasalahan.
     Permasalahan penelitian merupakan suatu kondisi yang tidak diharapkan keberadaannya dalam proses pembelajaran.  Permasalahan tersebut merupakan temuan yang dapat dijadikan sebagai permasalahan dalam penelitian.
Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi permasalahan yang disusul dengan penyusunan kerangka pemikiran dan menyusun hipotesis awal guna mendapatkan gambaran sementara untuk melakukan pelaksanaan penelitian dalam mengatasi masalah yang telah diperoleh.
      b. Perencanaan Tindakan.
           1) Tahap Persiapan, meliputi :
·       Mengidentifikasi permasalahan,mengumpulkan data pendukung berupa data primer dan data sekunder
·       Menyusun kuesioner untuk diisi oleh siswa
·       Menyusun daftar hadir dan alat-alat dokumentasi
2)     Tindakan (action) kegiatan mencakup
·       Siklus I dimulai dari refleksi awal, kemudian dilanjutkan dengan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi akhir.
·       Siklus II (sama dengan siklus I)
3)     Observasi (pengamatan)
Pada tahap ini peneliti akan mengadakan pengamatan hasil belajar siswa dari keaktifan siswa  yaitu :
·       Keaktifan siswa dalam diskusi
·       Banyaknya siswa yang bertanya 
·       Banyaknya siswa yang  menjawab pertanyaan guru/siswa lain
·       Memberikan pendapat
4)     Refleksi
Pada kegiatan akhir tiap siklus perlu adanya pembahasan antara siklus-siklus tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan ini peneliti menggunakan beberapa prosedur pengumpulan data agar memperoleh data yang objektif. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:
1)      Observasi  
Obsevasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Zuriah, 2003). Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa.
Ada dua observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian tindakan ini, diantaranya : (I) Obsevasi langsung, adalah pengamatan yang dilakukan dimana observer berada bersama dengan objek yang selidiki. Artinya peneliti ikut berpartisipasi secara langsung saat peristiwa terjadi. (2) Obsevasi tidak langsung, adalah observasi yang dilakukan dimana observer tidak berada bersama dengan objek yang selidiki. Tetapi, peneliti menggunakan daftar cek (Check List) dalam menggali atau mengumpulkan data ketika menggunakan terknik ini.
2)      Wawancara
Wawancara merupakan salah satu prosedur terpenting untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, sebab banyak informasi yang diperoleh peneliti melalui wawancara. Wawancara dilakukan peneliti untuk memperoleh data sesuai dengan kenyataan pada saat peneliti melakukan wawancara. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada siswa kelas 9  dan guru - guru IPA  Madrasah Tsanawiyah Padureso.
3)      Dokumentasi
Zuriah (2003), menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, atau hukum -hukum lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.
4)     Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
a.  Sebanyak > 75% siswa dapat memahami materi listrik statis
b. Ketuntasan belajar tercapai jika 85% siswa mendapat nilai > 65
c. Untuk kriteria keaktifan siswa mendapat nilai baik, dilihat dari hasil penilaian  instrument.

Lokasi dan Subyek Penelitian
1.    Tempat penelitian
             Lokasi penelitian adalah MTs Padureso, alamat : Jalan Central PLTA Wadaslintang Sendangdalem Padureso Kebumen.
2.    Subyek penelitian
Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai subyek adalah  siswakelas 9 A dengan jumlah 40 orang.
3.    Waktu
      Penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu, pada pertemuan pertama merupakan pelaksanaan siklus I dan pertemuan kedua merupakan pelaksanaan siklus II.

Variabel penelitian
Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: kualitas proses dan hasil belajar Fisika; penggunaan metode eksperimen.

Rencana Tindakan
Secara operasional prosedur penelitian tindakan kelas yang diterapkandalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
SIKLUS I
1.   Perencanaan (planning)
Melaksanakan observasi tentang permasalahan yang ada, mempersiapkan silabus dan rencana pembelajaran dengan materi cahaya (sub konsep pemantulan cahaya pada cermin datar),menyusun jadwal penelitian dan instrumen monitoring. Guru membuat lembar kerja (petunjuk eksperimen),lembar pengamatan eksperimen dan soal-soal yang digunakan sebagai bahan diskusi keompok. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar selama 2 kali pertemuan, mempersiapkan soal-soal sebagai evaluasi menyeluruh.
2.   Pelaksanaan tindakan
a.     siswa diberi penjelasan tentang pembelajaran menggunakan metode eksperimen
b.     guru memberikan appersepsi dengan memberi beberapa pertanyaan
c.      guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan garis besar materi yang akan dipelajari
d.     siswa dibagi dalam kelompok-kelompok secara acak.
e.      siswa ditugaskan untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing
f.      guru membagikan cermin datar dan benda (dapat berupa lilin) pada masing-masing kelompok
g.     siswa diminta melakukan eksperimen sesuai petunjuk kerja
h.     siswa diminta mengumpulkan laporan hasil kegiatannya
i.       meminta siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
j.       melakukan pembahasan dengan cara diskusi kelas
k.     memberi penguatan berupa konsep-konsep penting
l.       memberikan tes untuk mengetahui penguasaan konsep yang dipelajari secara individual.
3.     Pengamatan (observasi)
Selama tahap pelaksanaan peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan siswa pada masing-masing fase yaitu eksperimen, diskusi kelompok, laporan kegiatan dan ketrampilan proses siswa selama pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
4.   Refleksi
a.   Analisis hasil observasi mengenai :
-            keaktifan siswa melakukan eksperimen, partisipasi dalam kelompok
-            Hasil kegiatan kelompok
-            Jawaban pertanyaan dan kaitannya dengan hasil kegiatan kelompok.
b.  Bebarapa indikator keberhasilan pada siklus I
Aspek
Pencapaian
Siklus I
Cara  mengukur
Keaktifan siswa melakukan eksperimen
20 %
Diamati saat  eksperimen berlangsung, lembar pengamatan oleh peneliti. Diamati dari siswa yang aktif dalam melakukan eksperimen
Interaksi antar siswa dalam kelompok
15 %
Diamati ketika siswa melakukan diskusi, dicatat keterlibatan masing-masing siswa dalam kelompok
Ketepatan waktu dan cara mengerjakan leporan
25 %
Diamati dari  ketepatan mengumpulkan laporan dan penilaian isi dari laporan yang dibuat
Ketuntasan hasil belajar
40 %
Dihitung dari nilai tes. Siswa yang memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 70 dinyatakan lulus



SIKLUS II
           Pada siklus II dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus I tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus I, sehingga kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I tidak terjadi pada siklus II. Beberapa alternatif meningkatkan hasil yang dicapai adalah dengan mengubah cara pembentukan kelompok, yang mula-mula ditunjuk oleh guru, pada siklus II siswa boleh menentukan kelompoknya sendiri.
Bebarapa indikator keberhasilan pada siklus II
Aspek
Pencapaian
Siklus II
Cara  mengukur
Keaktifan siswa melakukan eksperimen
20 %
Diamati saat  eksperimen berlangsung, lembar pengamatan oleh peneliti. Diamati dari siswa yang aktif dalam melakukan eksperimen
Interaksi antar siswa dalam kelompok
15 %
Diamati ketika siswa melakukan diskusi, dicatat keterlibatan masing-masing siswa dalam kelompok
Ketepatan waktu dan cara mengerjakan leporan
20 %
Diamati dari  ketepatan mengumpulkan laporan dan penilaian isi dari laporan yang dibuat
Ketuntasan hasil belajar
45 %
Dihitung dari nilai tes. Siswa yang memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 70 dinyatakan lulus



I.     Jadwal Penelitian

No
Uraian Kegiatan
Minggu ke
ket
1
2
3
4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menyusun proposal PTK
Menyusun rancangan penelitian
Konsultasi proposal PTK
Studi pustaka dan acuan referensi.
Penyempurnaan bab I,II,III
Pelaksanaan siklus I
Pelaksanaan siklus II
Menyusun bab IV dan V
Melaporkan hasil PTK


















Catatan:  Jadwal Kegiatan Penelitian tersebut di atas berlangsung selama 1 bulan (4 minggu)


J.    Biaya Penelitian

No
Nama Bahan
/Kegiatan/Pelaksanaan
Volume
Biaya satuan
Biaya

1
Kertas
2 rim
36,000
72.000
2
Fotokopi
1 kegiatan
250,000
250.000
3
ATK
1 paket
400,000
400.000
4
Pengolahan
1 program
450,000
450.000
5
Transportasi , akomodasi, konsumsi
1 kegiatan
750,000
750.000
6
Presentasi
2 bulan
200,000
400.000
7
Honor peneliti
2 orang
500,000
1.000.000

JUMLAH


3.322.000



K.  Personalia Penelitian

Peneliti Kolaborasi :
1.     Peneliti Utama           :  Sigit Nurrokhman, S.Pd.
2.     Peneliti Pendamping  :  Rinowati,S.Pd.



L.   Daftar Pustaka

Ganawati,Dewi dkk. ( 2008 ). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam: Terpadu dan kontekstual IX untuk SMP/MTs. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Kuswati Nur. (2008). Contextual Teaching and Lerning Ilmu pengetahuan Alam : Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi ke-4 . Jakarta : Pusat Perbukuan.departemen Pendidikan Nasional

Depdiknas. 2005.a. Materi Pelatihan Terintegrasi IPA, Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Direktorat PLP.

Depdiknas. 2005.b. Materi Pelatihan Terintegrasi IPA, Model-Model Pengajaran dalam Pembelajaran IPA. Jakarta: Direktorat PLP.














M.  Lampiran-Lampiran